728X90

Cerita Seks Dewasa – Enaknya Ngentot Guru Cantik

Nikmatnya Cerita Ngentot Dengan Ibu GuruNamaku Arif, ini adalah kisah yang baru saja aku alami. Aku adalah siswa dari salah satu SMA negeri terkenal. Saat ini aku duduk di kelas tiga jurusan IPS. Memasuki tahun 2007 berarti persiapan buatku untk lebih serius belajar menghadapi ujian akhir. Aku tahu aku tidak begitu pintar, maka itu aku selalu mencari cara agar guru-guru bisa membantuku dengan nilai. Cara yang aku gunakan adalah selalu mengajukan diri untuk menjadi kordinator pelajaran di sekolah.
Pengalaman menjadi kordinator di kelas tiga inilah yang membawa diriku ke pengalaman yang tak akan pernah kulupakan seumur hidup. Awalnya aku biasa-biasa saja ketika mendengar aku dipilih menjadi koordinator pelajaran Pendidikan Pancasila. Namun lama-lama aku senang karena ternyata bu Mumum lah yang kembali mengajar kelasku. Ya, bu Mumum adalah guru pancasila saat aku kelas 2. Di kelas 2, bu Mumum sering jadi bahan bisik-bisik teman-teman laki2 ku. Bagaimana tidak, di kelasku itu, meja guru yang menghadap ke arah murid-murid, di depannya biasanya khan tertutup, sehingga kaki guru tidak terlihat dari arah murid, nah, di kelasku mejanya depannya tidak tertutup, jadi setiap guru yang duduk selalu kelihatan kaki dan posisi duduknya. Diantara semua guru, bu Yosi, bu Rahma, bu Tati dan sebagainya, mereka semua sadar akan keadaan meja itu dan sadar bagaimana harus duduk di kursi itu, hanya bu Mumum mutmainah lah yang tidak sadar. Beliau selalu mngajar sambil duduk dan memberikan pelajaran mengenai moral pancasila. Bu Mumum tidak sadar, jika ia duduk selalu agak mengangkang dan hampir setiap dia mengajar anak-anak cowo selalu memaksa duduk di depan supaya bisa lebih jelas melihat paha bu Mumum dan celana dalamnya yang berwarna krem.
Banyak teman-teman yang diam-diam mengambil foto selangkangan bu Mumum dari bawah meja dengan Handphone, namun hasilnya selalu tidak memuaskan karena gelap. Aku pun termasuk salah seorang dari mereka yang selalu horny lihat paha bu Mumum. Bu Mumum berusia 43 tahun, dari logat bicaranya, beliau orang sunda. Kulitnya putih agak keriput dan kemerahan. Semakin dia tidak memakai make-up, semakin nafsu teman-temanku melihatnya. Karena kulitnya menjadi agak mengkilat.
728X90
Kembali ke ceritaku, aku pun semakin sering berkomunikasi dengan bu Mumum. Dan aku mencari cara agar aku bisa menarik perhatiannya. Sisi positifnya membuat aku terpaksa membaca-baca hal-hal soal moral dan pancasila dan berusaha mencari-cari pertanyaan untuk sekedar aku tanyakan kepada bu Mumum. Ini supaya bisa menjadi alasan untukku lebih dekat dengannya. Jika berbicara lebih dekat dengan bu Mumum, aku lihat dari dekat kulitnya yang putih agak berbintik kemerahan dan keriput sedikit disana sini. Pantas saja bu Mumum selalu memakai bedak karena kulitnya akan mengkilat dan berminyak jika polos. Namun semakin membuatku bernafsu, karena pikiran ku udah terkotori dengan pengalaman saat kelas dua.
Semaksimal mungkin kubukat bu Mumum berpikiran bahwa aku adalah siswa yang sangat tertarik dengan apa yang ia ajarkan, walaupun sebenarnya tujuanku adalah dekat dengan dirinya.
Suatu hari aku bertanya apakah aku boleh meminjam beberapa buku mengenai nasionalisme yang sering bu Mumum ceritakan padaku. Bu Mumum bilang boleh saja, kalau mau ke rumah. Yes! akhirnya berhasil strategiku. Bu Mumum memberikan alamat rumahnya yang berada di Perumnas dekat SMA tiga di kotaku. Malamnya aku tidak bisa tidur, mengatur rencana seperti apa nanti kalau aku di rumah bu Mumum, mudah-mudahan suaminya belum pulang. Besok aku akan ke rumah bu Mumum sepulang sekolah, kudengar suami bu Mumum PNS di departemen pendidikan daerah, mudah-mudahan suaminya belum pulang sekitar jam dua sampai jam empat.
Esoknya sepulang sekolah aku langsung ke rumah bu Mumum. Tak disangka, saat aku sedang menyetop angkot untuk pergi ke rumah bu Mumum, ternyata bu Mumum juga tengah menunggu angkot.
“Eh, Rif, mo krumah ibu? ya sudah bareng saja”, aku senang sekali aku bisa pergi sama bu Mumum. Aku duduk bersebelahan bu Mumum di kursi depan angkot. Ooh, pahaku bersentuhan dengan pahanya yang mulus, aku takut ketahuan kalau penisku sudah mulai mengeras, maka aku tutupi dengan tasku. Sepanjang perjalanan bu Mumum cerita tentang keluarganya dan terkadang sedikit menanyakan tentang keluargaku. Aku berbohong bahwa aku sudah lama tidak mendapat kasih sayang seorang ibu, karena aku hidup terpisah, lalu aku bilang senang karena aku merasa bisa mendapatkan kenyamanan jika berbicara dan ngobrol dengan bu Mumum, rasanya bu Mumum sudah kuanggap ibu sendiri. Bu Mumum terharu dan Memegang tanganku!! Kata beliau, beliau senang mendengarnya lagian menurutnya aku anak yang baik. Dalam benakku, ya, aku memang anak “baik”, yang siap menikmati tubuh ibu. Aduh penisku sampai keluar pelumas saat itu, basah sekali.
Dua puluh menit kemudian, sampailah kami di rumah beliau. Ternyata dugaanku benar, tidak ada seorangpun di rumah beliau. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Bu Mumum bilang tunggu sebentar untuk ganti baju. Ganti baju??! dalam benakku aduh ingin sekali aku mengintip beliau ganti baju. Aku deg-degan, mataku mengarah kemana bu Mumum pergi. Beberapa menit bu Mumum keluar. Masih memakai baju gurnya sambil membawa buku. Yah, ternyata hari itu belum waktunya untukku, tapi ini adalah awal dari pengalaman yang sebenarnya.
Sejak itu aku jadi sering ke rmah bu Mumum dan kenal dengan keluarganya. Akhirnya puncak pegalaman ini, saat aku pura-pura menangis sedih frustasi akibat ayahku mau menikah lagi dan aku tidak setuju, karena itu ayahku mengusirku dan tidak boleh pulang ke rumah. Tentu saja ceritanya aku karang sendiri. Bu Mumum sangat bersimpati padaku, saat aku cerita panjang lebar di rumahnya tidak ada siapa-siapa, bu Mumum saat itu memakai daster dan tanpa make-up duduk disebelaku sambil memegang pundakku. Aku menangis pura-pura, bu Mumum menenangkan ku dengan memelukku.
Mmh, aku menyentuh pinggiran payudara bu Mumum. Akhirnya aku mencium aroma tubuhnya. Aku mempererat pelukanku dan kepalaku aku sandarkan di leher bu Mumum. aku bisa menghirup aroma lehernya. Bu Mumum memelukku erat pula. Secara nekat kuberanikan diriku untuk mencium pipi bu Mumum secara lembut. Dan bilang kalau aku minta maaf tapi aku merasa cuma bisa tenang jika dekat ibu Mumum. Bu Mumum bilang tidak apa-apa. Aku pun memberanikan mencium pipinya lagi, tapi kali ini lebih dekat ke pinggiran bibir, cukup lama kutempelkan bibirku di pinggiran bibirnya. Bu Mumum diam saja sambil terus memelukku dan mengelus-elus punggunggu sambil menenangkan. Apakah bu Mumum terasa bahwa penisku yang sudah menegang kutempelkan di pahanya. Ku coba menggesek-gesekkan perlahan penisku ke paha bu Mumum. Bu Mumum tahu. Namun beliau diam saja. Aku pegang pipi beliau, tentunya air mataku masih mengalir, sambil aku lekatkan bibirku dengan bibirnya sambil berkata “Ibu…”, bibir bu Mumum tidak terbuka, beliau tetap diam, walaupun bibirku bergerak-gerak mencium bibirnya. Berbarengan dengan itu, aku tekan dan gesekkan terus penisku yang sudah basah ke paha bu Mumum. Kami berdua duduk di sofa. Bu Mumum tahu aku sedang apa dan beliau diam saja, mebiarkan ku beronani dengan menggunakan paha dan bibirnya sebagai media masturbasiku. Aku gesek-gesekkan terus dan terus, bu Mumun tampaknya memejamkan mata dan tidak berkata apa-apa. OOh pembaca, wajahnya aku ciumi, nafasnya aku hirup, dan pahanya yang besar dan lembut aku tekan-telan dengan penis, gesek terus.. Ooh..terus… Dan akhirnya ouuhh.. Cepat sekali aku ejakulasi.
Aku pun lemas sambil memeluk ibu Mumum yang hampir posisinya setengah tertidur di sofa akibat aku tekan terus. Bu Mumum pelan-pelan bilang, “udah..? hm?”, kata bu Mumum pelan dan terdengar sayang sekali denganku. Aku minta maaf sekali lagi dan bu Mumum bilang ia mengerti.
Tentunya setelah kejadian itu, aku semakin dekat dengan ibu, sampai detik ini.. Suaminya dan teman-temanku tidak tahu hubungan kami. Walaupun aku belum sampai berhubungan seks dengan bu Mumum, namun bu Mumum selalu tahu dan bersedia menjadi media onaniku, dengan syarat pakaian kami masih kami kenakan, bu Mumum hanya menyediakan pahanya dan memperbolehkan aku menindihnya dan menekan-nekan penisku ke paha dekat selangkangannya sampai aku dapat klimaks. Maka itu, aku selalu membawa celana dalam cadangan saat aku bilang ke bu Mumum kalau aku ingin ke rumah ibu Mumum. Bu Mumum, arif sayang sama ibu. Biarlah arif tidak berhubungan seks dengan ibu tapi adanya ibu cukup membuat Arif bahagia. Bisa klimaks di atas tubuh ibu dan mencium bibir ibu.

728X90

Cerita Dewasa Crot Di Memek Tante

Perkenalkan namaku Hajack biasa kalau dipanggil si Jack, aku dari keluarga yang tidak mampu aku anak petama dari 5 bersaudara, aku ikut ibu ku dia mempunyai kulit putih seperti akum dengan tinggi badanku 179 cm.
Wajahku indo gak tau kenapa aku juga bingung padahal bapakku asli jawa Indonesia dan ibu juga, sejarah ibu ternyata dia pernah menjadi TKI di USA sebagai pembantu rumah tangga, waktu itu dia memnjadi baby sister unutk majikanya, seingkat cerita ibuku hamper 2 tahun tinggal disana dimana pernah diperkosa oleh orang bule.
Karena trauma ibuku langsung pulang keindonesia dan menikah dengan ayahku itulah sejarah kenapa aku kayak orang indo/bule. Okey sorry terlalu panjang pendahuluannya, kita langsung saja ke ceritanya. Kejadian ini bermula dimana saya memiliki pacar yang sangat cemburu dan sayang sama saya, maka saya dianjurkan mengontrak rumah di rumah tantenya yang tentunya berdekatan dengan rumahnya.
Saya bekerja di salah satu perusahaan Asing yang berkecimpung di Akuntan Public yang terkenal dan ternama, maka saya mendapatkan uang yang secukupnya untuk membiayai adik saya 5 orang yang sedang kuliah di Jakarta.
Dan untung saja 3 orang masuk UI dan 2 orang masuk IPB, maka dengan mudah saya bayar uang semesterannya. Sedangkan saya sendiri hanya membutuhkan uang makan dan ongkos, dimana saya tinggal di kawasan Bogor yang terkenal dengan hujannya.
Setelah dua tahun saya mengontrak di rumah yang sampai sekarang juga masih saya tempati, terjadilah kejadian ini. Dimana waktu itu kelima adik saya pulang kampung karena liburan panjang ke Kalimantan, sedangkan saya yang kerja tidak dapat pulang kampung dengan mereka, maka tinggallah saya seorang diri di Jakarta.
Waktu itu tepat hari Sabtu, dimana Om Boyke atau suami Tante Githa ini biasanya kerja pada hari Sabtu, maklum dia adalah pegawai swasta dan sering juga ke lapangan dimana dia bekerja di perminyakan di lepas pantai. Jadi waktu itu Om Boyke ke lapangan dan tinggallah Tante Githa sendirian di rumah.

728X90
Tante Githa telah menikah, tetapi sudah lama tidak mendapatkan anak hampir sudah 8 tahun, dan hal itu menjadi pertanyaan siapa yang salah, Tante Githa apa Om Boyke. Okey waktu itu tepatnya malam Sabtu hujan di Bogor begitu derasnya yang dapat menggoda diri untuk bermalas-malas. Secara otomatis saya langsung masuk kamar tidur dan langsung tergeletak.
Tiba-tiba Tante Githa memanggil, “Jack.. Jack.. Jack.. tolong dong..!”
Saya menyahut panggilannya, “Ada apaan Tante..?”
“Ini lho.. rumah Tante bocor, tolong dong diperbaiki..!”
Lalu saya ambil inisiatif mencarikan plastik untuk dipakai sementara supaya hujannya tidak terlalu deras masuk rumah. 10 menitan saya mengerjakannya, setelah itu telah teratasi kebocoran rumah Tante Githa.Kemudian saya merapikan pakaian saya dan sambil duduk di kursi ruang makan.
Terus Tante Githa menawarkan saya minum kopi, “Nih.., biar hangat..!”
Karena saya basah kuyup semua waktu memperbaiki atap rumahnya yang bocor.
Saya jawab, “Okelah boleh juga, tapi saya ganti baju dulu ke rumah..” sambil saya melangkah ke rumah samping.
Saya mengontrak rumah petak Tante Githa persis di samping rumahnya.
Tidak berapa lama saya kembali ke rumah Tante Githa dengan mengenakan celana pendek tanpa celana dalam. Sejenak saya terhenyak menyaksikan pemandangan di depan mata, rupanya disaat saya pergi mandi dan ganti baju tadi, Tante Githa juga rupanya mandi dan telah ganti baju tidur yang seksi dan sangat menggiurkan.
Tapi saya berusaha membuang pikiran kotor dari otak saya. Tante Githa menawarkan saya duduk sambil melangkah ke dapur mengambilkan kopi kesenangan saya. Selang beberapa lama, Tante Githa sudah kembali dengan secngkir kopi di tangannya.
Sewaktu Tante Githa meletakkan gelas ke meja persis di depan saya, tidak sengaja terlihat belahan buah dada yang begitu sangat menggiurkan, dan dapat merangsang saya seketika. Entah setan apa yang telah hinggap pada diri saya.

Untuk menghindarkan yang tidak-tidak, maka dengan cepat saya berusaha secepat mungkin membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sedang melanda diri saya.
Tante Githa memulai pembicaraan, “Giman Jack..? Udah hilang dinginnya, sorry ya kamu udah saya reporin beresin genteng Tante.”
“Ah.. nggak apa-apa lagi Tante, namanya juga tetangga, apalagi saya kan ngontrak di rumah Tante, dan kebetulan Om tidak ada jadi apa salahnya menolong orang yang memerlukan pertolongan kita.” kata saya mencoba memberikan penjelasan.
“Omong-omong Jack, adik-adik kamu pada kemana semua..? Biasanya kan udah pada pulag kuliah jam segini,”
“Rupanya Tante Githa tidak tau ya, kan tadi siang khan udah pada berangkat ke Kalimantan berlibur 2 bulan di sana.”
“Oh.. jadi kamu sendiri dong di rumah..?”
“Iya Tante..” jawab saya dengan santai.
Terus saya tanya, “Tante juga sendiri ya..? Biasanya ada si Mbok.., dimana Tante?”
“Itu dia Jack, dia tadi sore minta pulang ke Bandung lihat cucunya baru lahir, jadi dia minta ijin 1 minggu. Kebetulan Om kamu tidak di rumah, jadi tidak terlalu repot. Saya kasih aja dia pulang ke rumah anaknya di Bandung.” jelasnya.
Saya lihat jam dinding menunjukkan sudah jam 23.00 wib malam, tapi rasa ngantuk belum juga ada. Saya lihat Tante Githa sudah mulai menguap, tapi saya tidak hiraukan karena kebetulan Film di televisi pada saat itu lagi seru, dan tumben-tumbennya malam Sabtu enak siarannya, biasanya juga tidak.
Tante Githa tidak kedengaran lagi suaranya, dan rupanya dia sudah ketiduran di sofa dengan kondisi pada saat itu dia tepat satu sofa dengan saya persis di samping saya.
Sudah setengah jam lebih kurang Tante Githa ketiduran, waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.35.
“Aduh gimana ini, saya mau pulang tapi Tante Githa sedang ketiduran, mau pamitan gimana ya..?” kata saya dalam hati.
Tiba-tiba saya melihat pemandangan yang tidak pernah saya lihat. Dimana Tante Githa dengan posisi mengangkat kaki ke sofa sebelah dan agak selonjoran sedang ketiduran, dengan otomatis dasternya tersikap dan terlihat warna celananya yang krem dengan godaan yang ada di depan mata. Hal ini membuat iman saya sedikit goyang, tapi biar begitu saya tetap berusaha menenangkan pikiran saya.
Akhirnya, dari pada saya semakin lama disini semaking tidak terkendali, lebih baik saya bangunkan Tante Githa biar saya permisi pulang. Akhirnya saya beranikan diri untuk membangunkan Tante Githa untuk pulang. Dengan sedikit grogi saya pegang pundaknya.
“Tan.. Tan..”
Walaupun sudah dengan mengelus tangannya, Tante Githa bukannya bangun, bahkan sekarang tangannya tepat di atas paha saya.
“Aduh gimana ini..?” gumam saya dalam hati, “Gimana nantinya ini..?”
Entah setan apa yang telah hinggap, akhirnya tanpa disadari saya sudah berani membelai rambutnya dan mengelus bahunya. Belum puas dengan bahunya, dengan sedikit hati-hati saya elus badannya dari belakang dengan sedikit menyenggol buah dadanya.
Aduh.., adik saya langsung lancang depan. Dengan tegangan tinggi, nafsu sudah kepalang naik, dan dengan sedikit keberanian yang tinggi, saya dekatkan bibir saya ke bibirnya. Tercium sejenak bau harum mulutnya.
Pelan-pelan saya tempelkan dengan gemetaran bibir saya, tapi anehnya Tante Githa tidak bereaksi apa-apa, entah menolak atau menerima. Dengan sedikit keberanian lagi, saya julurkan lidah ke dalam mulutnya. Dengan sedikit mendesah, Tante Githa mengagetkan saya. Dia terbangun, tapi entah kenapa bukannya saya ketakutan malah keluar pujian.
“Tante Githa cantik udah ngantuk ya..? Mmuahh..!” saya kecup bibirnya dengan lembut.
Tanpa saya sadari, saya sudah memegang buah dadanya pada ciuman ketiga.
Tante Githa membalas ciuman saya dengan lembut. Dia sudah pakar soal bagaimana cara ciuman yang nikmat, yaitu dengan merangkul leher saya dia menciumi langit-langit mulut saya. 10 menit kami saling berciuman, dan sekarang saya sudah mengelus-elus buah dadanya yang sekal.
“Ahk.. ahk..!” dengan sedikit tergesa-gesa Tante Githa sudah menarik celana saya yang tanpa celana dalam, dan dengan cepat dia menciumi kepala penis saya.
“Ahkk.. ah..!” nikmatnya tidak tergambarkan, “Ahkk..!”
Saya pun tidak mau kalah, saya singkapkan dasternya yang tipis ke atas. Alangkah terkejutnya saya, rupanya Tante Githa sudah tidak mengenakan apa-apa lagi di balik dasternya. Dengan agak agresif saya ciumi gunung vaginanya, terus mencari klistorisnya.
“Akh.. akh.. hus..!” desahnya.
Tante Githa sudah terangsang, terlihat dari vaginanya yang membasah. Saya harus membangkitkan nafsu saya lebih tinggi lagi.
30 menit sudah kami pemanasan, dan sekarang kami sudah berbugil ria tanpa sehelai benang pun yang lengket di badan kami.
Tanpa saya perintah, Tante Githa merenggangkan pahanya lebar-lebar, dan langsung saya ambil posisi berjongkok tepat dekat kemaluannya. Dengan sedikit gemetaran, saya arahkan batang kemaluan saya dengan mengelus-elus di bibir vaginanya.

728X90
“Akh.. huss.. ahk..!” sedikit demi sedikit sudah masuk kepala penis saya.
“Akh.. akh..!” dengan sedikit dorongan, “Bless.. ss..!” masuk semuanya batang kejantanan saya.
Setelah saya diamkan semenit, secara langsung Tante Githa menggoyang-goyang pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Tanpa diperintah lagi, saya maju-mundurkan batang kemaluan saya.
“Akh.. uh.. terus Sayang.., kenapa tidak dari dulu kamu puasin Tante..? Akh.. blesset.. plup.. kcok.. ckock.. plup.. blesset.. akh.. aduh Tante mau keluar nih..!”
“Tunggu Tante, saya juga udah mau datang..!”
Dengan sedikit hentakan, saya maju-mundurkan kembali batang kemaluan saya.
Sudah 15 menit kami saling berlomba ke bukit kenikmatan, kepala penis saya sudah mulai terasa gatal, dan Tante Githa teriak, “Akh..!”
Bersamaan kami meledak, “Crot.. crot.. crot..!” begitu banyak mani saya muncrat di dalam kandungannya.
Badan saya langsung lemas, kami terkulai di karpet ruang tamu.
Tante Githa kemudian mengajak saya ke kamar tamu. Sesampainya disana Tante Githa langsung mengemut batang kemaluan saya, entah kenapa penis saya belum mati dari tegangnya sehabis mencapai klimaks tadi. Langsung Tante Githa mengakanginya, mengarahkan kepala penis saya ke bibir vaginanya.
“Akh.. huss..!” seperti kepedasan Tante Githa dengan liarnya menggoyang-goyangkan pinggulnya.
“Blesset.. crup.. crup.. clup.. clopp..!” suara kemaluannya ketika dimasuki berulang-ulang dengan penis saya.
30 menit kami saling mengadu, entah sudah berapa kali Tante Githa orgasme. Tiba saatnya lahar panas mau keluar.
“Crot.., crot..!” meskipun sudah memuncratkan lahar panas, tidak lepas-lepasnya Tante Githa masih menggoyang pantatnya dengan teriakan kencang, “Akh..!”
Jam 5 pagi saya ngumpat-umpat masuk ke rumah saya di sebelah, dan tertidur akibat keGithahan satu malam kerja berat. Begitulah kami melakukan hampir setiap malam sampai Om itu pulang dari kerjanya.
Dan sepulangnya adik saya dari Kalimantan, kami tidak dapat lagi dengan leluasa bercinta. Begitulah kami hanya melakukan satu kali. Dalam dua hari itu pun kami lakukan dengan menyelinap ke dapurnya. Kebetulan dapurnya yang ada jendela itu berketepatan dengan kamar mandi kami di rumah sebelahnya.
3 bulan kemudian Tante Githa hamil dan sangat senang. Semua keluarganya memestakan anak yang mereka tunggu-tunggu 8 1/2 tahun. Tapi entah kenapa, Tante Githa tidak pernah mengatakan apa-apa mengenai kadungannya, dan kami masih melakukan kebutuhan kami

Cerita Dewasa Menikmati Tubuh Mulus Ibu

Cuaca sekarang sangat panas dan lebih panas dari hari sebelumnya, dan saat ini sebentar lagi liburan semester, ibu yang umurnya masih muda 37 tahun selisih dengan aku 22 tahun, dia masih sangat cantik dan seksi seperti gadis berumur 25 tahunan, setiap harinya merawat tubuh kadang seminggu bisa 3-4 kali ke salon kulitnya putih rambutnya sebahu buah dada yang montok dan menonjol dengan lekukan pinggang dan bokongnya yang padat, betis yang jenjang dan seksi menopang tubuh yang mungil .
Aku tak mengerti mengapa memandang ibuku seperti itu, tapi aku dapat memastikan setiap laki-laki yang melihat ibuku pasti ingin memilikinya, termasuk Ayahku yang sangat sibuk dengan usahanya, Ia biasa bepergian ke luar kota bahkan ke berbagai negara untuk mengurus bisnisnya. Sebagai Ayah yang bertanggung jawab , Ia memberikan semua kebutuhan kami seperti rumah yang cukup besar dan mewah dengan taman yang luas serta sarana olah raga di rumah dan kolam renang.
Kulihat ibuku di kolam renang mengenakan bikini yang belum pernah kulihat sebelumnya. dadanya yang seperti mengambang di air, Ada perasaan aneh yang timbul dihatiku yaitu perasaan ingin memiliki tubuhnya yang membuat jantungku berdebar . Begitu melihatku, dia menyuruhku mempersiapka sarapan .

728X90
Ketika aku didapur, ibuku selesai berenang kemudian membersihkan badannya di kamar mandi. Kucoba untuk meliriknya kekamar mandi , tapi pintu kamar mandi tertutup rapat dan tampak bayang-bayang Ibuku mengurai rambutnya sambil menggosok badannya di bawah shower air hangat, daun pintu kamar mandinya terbuat dari kaca yang buram..sedikit tembus pandang
Kami sarapan berdua sambil ngobrol tentang rencana liburan musim panas. Ibu mulai menawarkan liburan dibeberapa kota , tetapi saya tidak setuju..bahkan liburan di beberapa negara tujuan wisata pun saya tidak menyetujui, karena liburanku ini sangat singkat dan ada hari yang akan diisi dengan kegiatan kelompok sekolah ” Lain kali aja Bu !!, setelah Andri lulus ujian ahir sekolah” kataku menghibur.
Jam 11 siang ketika sedang nonton tv, ibuku bilang akan tidur siang. Ketika berjalan menaiki tangga, kulihat goyangan pinggulnya yang membuat naluri kelakianku mulai teransang lagi, seperti waktu melihat Ibu berenang.
Sejam kemudia aku bermaksud istirahat dan tidur siang di-kamarku , tetapi karena cuaca yang agak panas , kunyalakan AC , dan entah kenapa selalu saja lamunanku tubuh indah ibuku. membayangkannya tubuh Ibu sewaktu berenang dikolam dan mandi di kamar mandi tadi.
Kucoba untuk mengalihkan bayangan Ibu dengan membaca cerita lucu2 , tetapi tidak berhasil , malah makin menggila, kubayangkan seandainya aku bercinta dengan Ibu kandungku, dan rangsangannya menjadi birahi untuk memiliki tubuh ibuku.
Mungkin karena ransangan angan untuk meiliki tubuh ibuku , aku nekat keluar kamarku dengan memakai celana pendek, kemudian berjalan melintas ke kamar ibuku. Pintunya terbuka. dan tiba2 terdengar suara ia memanggilku,
“Kaukah itu Andri ??” , kujawabnya “ia Ibu, ada apa bu??”, lalu sambungnya ” Telponkan Mak Urut untuk mama sayang…., masa sangat kelelahan dan nyeri otot habis berenang”,
“ia ibu” jawabku sambil berlari menuju meja telphon di lobi, tetapi terdengar lagi perintah Ibu ” telepon aja dari kamarnya mama”,
artinya saya harus masuk kekakamar mama , dan alangkah kagetnya , kulihat ibu terlentang dan bertelanjang bulat , hanya pakaian tidur yang sangat tipis menutupi sebagian tubuhnya yang indah , mungil dan buah dada yang padat.
Kucoba menahan gejolak nafsuku yang memang sudah sedari tadi bergejolak , tetapi tidak dapat disembunyikan dari pandangan mama, “Awas Andri, jangan pelototin mama yach , sana tuh teleponya cepat sayang”, kucoba telepon Mak Urut, berkali kali- tetapi tidak ada nada sambung, lalu kutawarkan jasa kepada ibuku ”
Teleponnya gak tersambung bu, gimana kalo Andri aja yang urut mama”, tanpa menoleh mama mengiayakan permintaanku ” tuh ambil hand body , urut punggungnya mama, tetapi jangan keras- ya Andri” sambil mama membuka baju tidurnya yang sangat tipis dibahagian atas dan tenkurap”,
Sebagai anak yang patuh dan ada maunya, aku mulai melaksanakan tugas , mulai punggung mama, turun ke pinggangm sampai bokong mama. paha bagian belakang, betis dan tumit, aku sangat mengharapkan ,mama membalikkan badannya dan mengurutnya bagian dada dan perut sampai vaginanya, tetepi tak-kunjung datang, eh taunya nya mama telah tertidur dalam keadaan tengkurap. .
Kegiatan ini kulakukan beberapa kali namun tidak ada reaksi dari mama dan kucoba yang lebih hot lagi, yaitu kuselipkan pionku diantara belahan bokongnya lalu saya mengurut punggungnya bagian atas membuat posisi tubuhku seakan akan tengkurap diatas tubuh mama..
Sambil sesekali kutekan pionku menggesek lipatan bokongnya dan ada reaksi dari mama , juga menggerakan bokongnya cuma sesekali.., setelah itu tidak ada lagi…tetapi saya tidak tahan lagi…ternyata saya cepat sekali orgasme..dan moncrot lah lendir kental dari pionku dan membasahi paha mama , namun lagi-lagi tidak ada reaksi mama, rupanya mamaku yang cantik ini betul-betul kelelahan dan tertidur pulas.
Aku turun dari ranjang mama kembali mulai mengelus-ngelus pionku yang masih tegang . Aku telah merasakan sesuatu yang nikmat sekali, dan berlari keluar kamar mama, kembali kekamarku dan akhirnya , kemudian aku tertidur lelap.
Paginya deg-degan aku sudah siap-siap akan kemarahan ibuku, tapi kok ya.., tidak apa-apa, sepertinya dia tidak menemukan bekas maniku pada saat dia bangun.
Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan melakukan itu lagi, karena dia adalah ibuku. Sepanjang siang itu sikap ibuku biasa-bisa saja seperti tidak ada apa-apa. Kupikir mungkinkah dia tahu tapi dia menyukainya, entahlah…, Atau maniku telah mengering waktu dia bangun.
Kupikir dia tahu apa yang telah kulakukan sangkin nekatnya kubuka perlahan-lahan pintu kamarnya tanpa menimbulkan suara dan kemudian masuk ke kamar ibuku. Kulihat ibuku tertidur hanya memakai celana dalam dan BH, tanpa baju tidur yang tipis. dalam posisi tertelungkup
Tiba tiba Ibu menyapaku ” Kamukah itu An..” “Ya bu!!”, jawabku singkat dan kaget, rupanya Ibu belum juga tidur ” Ambil vaselin diatas meja hiasnya Ibu, lalu urut Ibu ya !! sayang, Ibu sangat letih”
Aku naik ke ranjang Ibu setelah mengambil vaselin yang ibu minta, ” Dipijit bagian mana bu! ” tanyaku berdebar2 ……….., Pokoknya semua bagian belakang ibu” katanya singkat tanpa berubah posisinya , masih tertelungkup
“Tapi bolehkah saya duduk dibokongnya ibu sambil memijit ??, tanyaku ,”kemaren kamukan duduk juga dibokong ibu, terserah kamu An”, setelah memijit bagian punggung lalu turun kebagian belakan , tapi daerah ini terlindungi dengan tali BH Ibu
Dan saya coba melepaskan kaitannya , dan tidak ada reaksi melarang, malah yang ada Ibu meninggikan sedikit bagian belakangnya dan menarik lepas BH dan disingkirkannya ke lantai, wowwww…mudah2an ini signal pertanda baik bagiku…dan pionku ini makin tegang dan berdenyut-denyut , terjepit diantara celanaku
Untuk mengurangi kecurigaan , kuperbaiki posisi duduk-ku dibokong Ibu agar pion yang sudah sangat membesar tidak mengganjal bokongnya , “ada apa An..” tanya ibu, “gak apa2 Ibu, An hanya gerah.., kok tidak dihidupin AC nya Bu!”
“Jangan sayang !!, Ibu kayaknya mau flu, perasaan menggigil, dan kalo kamu kepanasan buka aja kaosmu”
Mendengar kata Ibu…jantungku makin berdetak kencang…mungkin ini udah isyarat lampu kuning..
Selanjutnya saya mulai memijit kebagian bawah yaitu bagian pinggang dan seterusnya kebagian bokongnya.., tapi mama masih pake CD, Apa saya perlu buka juga tanpa memberitau ibu seperti waktu membuka kaitan BHnya??
Ahh..saya tidak berani melucuti CD mama, kawatir mama marah dan merusakan suasanaku yang hampir berhasil ..
”Dipijat juga bokongnya bu??”, tanyaku mengharap ..,”Iya donk..”,
“Tapi terhalang dengan CD Ibu!!” kataku mulai memainkan strategi kotor dan mengharapkan CDnya saya bukakan, ” Apa mama perlu buka CDnya, kamu-kan bisa tarik aja sedikit kebawah tanpa perlu membukanya” kata mama lihay.
Wahhh.., rupanya rencanaku kali ini akan gagal total,..tetapi pikirku lagi..”Andri bukan anak mama kalau tidak berhasil” dan mulai lagi saya menyusun strategi baru “Kalau uda selesai bilang ya Ma..”, maksudku kalau memang mama menginginkan saya cumbui pasti dia tidak akan bilang selesai
Seperti dua malam lalu, ” Iya sayang !!. emangnya kamu bikin apa setelah memijit mama??”, “gak ada mama” jawabku singkat mengharapkan ajakan mama tidur dikamarnya, tetapi ..lama..lama sekali juga tidak ada jawaban…,
Setelah saya memijit betis sampai telapak kakinya…, tidak ada juga reaksi dari mama untuk menyuruh saya berhenti, mungkinkah mama pingin lagi diperlakukan kayak 2 malam lalu???, saya coba istirahat sejenak sambil memperhatikan raut mukanya..ternyata mama terlelap ketiduran.
Timbul keberanianku …kutarik CDnya makin kebawah..dan kukeluarkan pionku lalu kuselip diantara lipatan bokongnya, kalau 2 malam yang lalu masih dibatasi dengan CDnya tapi kali ini langsung malah kepala pionku merasakan bibir vagina mama yang berlendir dan hangat.., dan badanku menindih badan mama yang tertelungkup.., dan belum juga ada reaksi…, kucoba mencium pipinya , juga belum ada reaksi, dan sayapun makin nekat …dengan meraba kedua buah dada mama dari belakan.., mama mulai menggeliat dengan menaikan sedikit belakannya ,
Mungkin memberi kesempatan kedua tangan saya untuk meremas kedua teteknya, kesempatan ini tidak kusiasiakan…dan birahikupun makin menggejolak.., kemudian mama juga mulai meninggikan bokongnya..membuat pionku lebih masuk diantara sela-sela bibir vaginanya ,
Owwwwww… kepala pionku sempat merasakan getaran bibir vagina mama yang sudah basah dan hangat.. crrotttt, ternyata saya cepat sekali orgasme. seperti malam sebelumnya kutinggalkan mama dalam keadaan tertidur setelah menaikan kembali celana dalamnya.
Jam 7 pagi ibuku bangun terus mandi. Aku keluar kamar terus ke dapur. Dia sedang sarapan dan bicaranya wajar seperti tidak ada apa-apa sambil mencuci piring. Aku ke kamar mandinya, kulihat celana dalamnya basah kuyup oleh maniku.
Sekarang akau yakin sekali, ibuku tahu kelakuanku. Malah aku jadi bingung sendiri, soalnya ibuku tidak memperlihatkan perubahan apapun. Dia pergi ke supermarket dan kembali tiga jam kemudian. Aku masih memikirkan apa yang akan kulakun dengan ibuku malam ini.
Kita nonton TV, kemudian ibuku bilang akan pergi tidur. Kutunggu hampir 2 jam, biar dia tidur nyenyak dulu. Kemudian masuk kamarnya dan kulihat dia tidur berselimut. sialan.., rupanya dia tidak suka aku kerjain seperti malam2 lalu.
Aku sudah tegang banget, kuambil vaseline kuoleskan ke pionku kemudian akau naik keranjang. Dia tidur tengkurap dengan kakinya terbuka sangat lebar. Kucoba singkap selimutnya agar bisa lebih muda pekerjaanku.
Ketika kusingkap selimutnya, jantungku hampir berhenti berdenyut, dia telanjang bulat! Aku lihat vaginanya dengan jelas dan bibir vaginanya kelihatannya begitu hangat. Dengan tangan gemetaran kusentuh vaginanya perlahan kemudian kuusap-usap dengan lembut. Lama-lama vaginanya semakin basah, kemudian kutarik kedua kakinya berlawanan sehingga kakinya semakin membentang lebar.
Tiba-tiba dia bergerak, posisinya menjadi miring membelakangiku. Tapi kedua kakinya masih terbuka lebar. Aku berbaring di belakangnya dan mulai menggesekan pionku di antara pahanya dan kucoba menyentuh vaginanya.
Dia tidak bergerak ketika perlahan-lahan pionku masuk makin dalam ke vaginanya. Aku mulai memompanya keluar masuk perlahan- lahan, kudengar dia mendesah dan mengeliat , tangankupun tidak diam , kuremas buah dadanya , bergantian kujilati putingnya.., geliatan mama makin bertambah dan kadang2 mencakar punggungku…, tetapi mata mama masih terpejam kayaknya mama sedang mimpi bersanggama.
Aku nggak tahan lagi, sehingga kocokanku semakin keras dan cepat. Kurasakan cairan di vaginanya semakin deras. Aku juga merasakan sudah waktunya akan orgasme, tiba-tiba dia mengangkat bokongnya dan menggoyangkannya ,
Kerakan ini membuat saya orgasme dan mama tiba2 menarik bokongnya kesamping melepaskan pionku dari vaginanya sehingga maniku berhamburan di bibir vaginanya. dan seprei .Kemudian dia tidur lagi telentang dengan kedua kakinya dirapatkan.
Setelah beberapa menit kemudian kulihat kedua teteknya yang besar. Kemudian kujilat dan kuhisap-hisap. Ibuku mendesah-desah ketika kuhisap putingnya. Aku mulai menggesek-gesekan pionku lagi yang mulai membesar tegang diantara kedua teteknya dan dan untuk kedua kalinya air maniku berceceran di antara teteknya.
Aku kembali kekamarku dan sulit kupercaya apa yang telah terjadi aku telah berhasil setubuhi ibuku. Kemudian aku tertidur dengan nyenyak sekali.
Pagi harinya kulihat ibuku memakai daster. Kulihat juga puting susunya di balik dasternya yang tipis. Dia tidak ngomong apapun tentang semalam. Heran.., kenapa dia melepaskan vaginanya sebelum aku orgasme. Aku masih takut-takut untuk mulai ngomong denganya.
Siangnya ibuku pergi dengan temannya untuk menghadiri pesta perkawinan. Jam 11 malam baru pulang, mungkin jalan-jalan dulu. Dia bilang sangat lelah sekali dan ingin tidur dengan nyenyak. Ketika ngomong begitu dia tersenyum manis sekali kemudian menciumku dan bilang selamat malam. Kutunggu hampir 1 jam, kemudian kulepas semua pakaianku kemudian kekamar ibuku, pintunya terbuka.
“Wwaaw..!, Dia tidur telanjang tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Tidurnya telentang dengan kedua kakinya terbuka sangat lebar. Aku berlutut di antara kedua kakinya dan mulai mengelus-elus vaginanya dengan tangan sebelahnya kuusap-usap putingnya. Vaginanya semakin basah saja dan pionku semakin keras. Kuarahkan pionku ke vaginanya, “Hmm…, nikmatnya”, dan dia kudengar mendesah juga.
Kurasakan otot vaginanya meremas-remas pionku sehingga aku mulai memompa lebih cepat dan keras. Aku hisap putingnya juga. Ibuku terbangun!, dan tersenyum dengan suaranya yang perlahan nyaris tak terdengar , “Oh.., Andri”. “Aku sangat mencintaimu Mam dan aku ..aku..aku..akan ngentotin Mama jika Mami menginginkanya juga” Kemudian dia bilang sambil mendesah, “Ok, sayang …tapi jangan semprotkan di dalam ya, Aku tak mau dihamili anaku sendiri”.
Ketika kudengar itu, kugenjot semakin keras dan keras. Dia bilang, “Oh An, Yang keras lagi dong. Mami suka pion yang besar. Oooh.., Mami mau sampai, An,,, Mami…, ssaammpppaaii…” Kugenjot tambah keras lagi, kurangkul tubuh ibuku yang mungil, hangat, dengan kencang , kututp mulunya dengan mulutku dan kusedot lidahnya .
728X90
Kurasakan vagina ibuku makin kencang menjepit …aku mau sampai juga. “Aku ingin semprotkan di dalam Mam, Akan kusemprotkan semuanya di dalam.” “Jangan An…, tolong jangan…, Mami tidak pakai kontrasepsi…, ntar Mami hamil”
“Nggak bisa Mam, aku sangat menginginkanya. Sekaranghh Mam…, Mam aku sampai” “An manimu panas sekali, Mami suka sekali sayang.” “Tapi.., iyer.., terus sayang.., teruskan..,a..aahh” Ternyata dia sangat menyukainya dan aku juga sangat menyenanginya.
dan sejak itu mama tidak perlu lagi berlagak tidur kalau dia lagi kesepian, karena sering ditinggalkan oleh Papa, selanjutnya …. so kita ngentot 2 sampai 3 kali sehari dan aku tau persis kalau mama memberitahu mau tidur belum waktunya , berarti dia pingin ngentot dan saya langsung ikut dibelakannya tidak menunggu lagi, malah beberapa kali kita ngentot di dapur, sova kadang kadang di karpet ruang tamu .
Pernah sekali waktu saya dan mama sempat mengantar ayah ke bandara, sepulang dari bandara, karena mama pingin sekali ngentot dan mencari suasana baru , kita berdua checkin di hotel bintang 5, kita melampiaskan nafsu berdua sepanjang hari , sampai sampai pionku terasa keram.
Setelah itu, kita selalu tidur telanjang bulat sekamar kalau ayah keluar kota lagi dan semua gaya kita sudah lakukan . Sebelum tidur..kita ngnetot, setelah itu cerita-serita macam..macam sampai tertidur , kadang-kadang tengah malam terbangun dan mama minta ditiduri lagi sampai terpulas
Yang jelas setiap bangun pagi.. pionku ini keduluan terbangun alias berdiri minta dikeloni dalam vaginanya mama , Sekarang umurku 19. Ibuku 39 dan kita masih ngentot terus. Ibuku hamil, tapi dia putuskan untuk mengugurkannya . Tapi dia bilang, boleh ngentotin dia terus kalau ayah bepergian.
Pernah sekali saya tanyakan kepada mama tentang perlakuan saya pada mama , setubuhi mama dalam keadaan tidur, mama jawab…sebenarnya Dia tidak pernah tertidur , malah dia takut kehilangan saya kalau dia terjaga.. jadi mama membiarkan dirinya disetubuhi oleh anak kandungnya, dari pada dia pergi mencari pasangan diluar.
“Kenapa tidak menunggu papa” tanyaku, “Papamu itu sejak 3 tahun lalu tidak bisa lagi gauli mama, tetapi papa sangat menyayangi kita semua, karena itu mama juga tidak mau menghianatinya” kata mama mulai bercerita, “hanya akhir akhir ini , mama tidak tahan lagi … dan selalu kalau keinginan itu datang …mama kayaknya seperti gila” ,
“wajar itu mam” kataku singkat, “Maafkan mama melibatkanmu sayang ” kata mama , “Tidak apa mam, malah Andri sangat berterima kasih karena mau menerima cinta Andri , dan selalu mau melayani keinginan Andri”, kami berdiam dipembaringan, lanjutnya “Tapi kamu harus mencari pacar , perbuatan kita ini pasti ada akhirnya” ,
“Mama jangan paksakan Andri mencintai seseorang…, karena selama mama masih ada, cinta andri hanya untuk mama..” kataku tegas, “Tidak boleh seperti itu Andri, mama kan ibu yang melahirkanmu”,” siapa bilang ma!!, itukan cuma aturan manusia, buktinya kita inikan sudah melanggarnya, lagi pula cinta itu tidak dapat dipaksakan, dan tidak pernah meilih siapa, siapa”,
” Kapan anak mama pintar bercinta kayak pujangga” kata mama menggoda “, entahlah ma..mungkin sejak mama berkorban membiarkan mama disetubuhi oleh anak kandung mama”,
” terus sampai kapan kita begini “, “sampai mama tidak lagi mencintai Andri” oh…anakku…” …terdiam dan mama memeluku…dan setiap kali mama memelukku menimbulkan gairahku yang nanti reda kalau saya sudah lampiaskan dengan menyetubuhi mama

Cerita Dewasa Ngentot Mertua kakak ku

Kejadian ini sungguh gak pernah bisa aku lupakan, karena kejadian ini awal dimana aku mendapatkan kenikmatan yang sebelumnya hanya ada diangan-anganku saja. membayangkan tubuh semok dan montok mertua kakaku mejadi kebiasaanku sehari-hari setelah aku mendapatkan kedipan mata dari ibu mertua kakaku. Dan berawal dari situlah aku mendapatkan kepuasan, kenikmatan dalam persetubuhanku bersama mertua kakakku.
Berawal dari aku mengantarkan kakaku kerumah mertuanya. Waktu itu 2 hari sebelum kakaku menikah aku ikut mengantar kakaku kerumah calon istrinya. Setelah sampai dirumah calon istri kakaku, aku melihat sosok wanita setengah baya dengan bodi yang sangat semok dan sangat semplohai. Aku terus memandangi tubuhnya yang molek dari ujung kaki samapi ujung kepala. Meski umurnya sudah gak muda lagi sekitar 37 tahunan, namun aku melihat wajahnya masih sangat enak untuk dipandang. Mungkin karena mertua kakaku itu sering melakukan perawatan, makanya wajahnya sangat halus dan sangat menggoda.
Namun ditengah aku ngelamun, aku dikaget dengan kecupan lembut dari mertua kakaku. Aku pun dengan reflek kemudian membalas ciuman mertua kakaku itu. namun semua itu gak berlangsung lama, karena mertua kakaku itu langsung pergi meninggalkanku setelah memberikan ciuman lembutnya itu.
Hari-hari berikutnya aku bersikap seperti biasa, demikian juga ibu mertua kakakku. Pada saat-saat aku duduk berdua dengan dia, aku sering memberanikan diri memandang ibu mertua kakakku lama-lama, dan dia biasanya tersenyum manis dan berkata.
“Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi malu”.
Terus terang saja aku sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan ibu mertua kakakku itu. Aku kadang-kadang sagat merasa bersalah dengan kakakku, dan juga kaka ipar-ku yang baik hati. Kadang-kadang aku demikian kurang ajar membayangkan ibu mertua kakakku disetubuhi ayah mertua kakakku, aku bayangkan kemaluan ayah mertuakakakku keluar masuk vagina ibu mertua kakakku, Ooh alangkah…! Tetapi aku selalu menaruh hormat kepada ayah dan ibu mertuakakakku. Ibu mertuakakakku juga sayang sama kami. Pagi-pagi hari berikutnya, aku ditelepon ibu mertuakakakku, minta agar sore harinya aku dapat mengantarkan ibu menengok famili yang sedang berada di rumah sakit, karena ayah mertuakakakku sedang pergi ke kota lain untuk urusan bisnis.
Aku sih setuju saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit, dan pulang sudah sehabis maghrib. Seperti biasa aku selalu bersikap sopan dan hormat pada ibu mertuakakakku. Dalam perjalan pulang itu, aku memberanikan diri bertanya.
“tante, ngapain sih dulu tante kok cium iwan ?”.
“Aah, kamu ini kok maih diingat-ingat juga siih”, jawab ibu mertua kakakku sambil memandangku.
“Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda.
“Naah, tambah kurang ajar thoo, Ingat kakakmu lho iwan…, Nanti kedengaran juga bisa geger lho iwan “.
“Tapii, sebenarnya kenapa siih tante…, iwan jadi penasaran lho”.
“Aah, ini anak kok nggak mau diem siih, Tapi eeh…, anu…, iwan , sebenarnya waktu itu, waktu kita jagongan itu, ibu lihat tampangmu itu kok ganteng banget. Hidungmu, bibirmu, matamu yang agak kurang ajar itu kok membuat ibu jadi gemes banget deeh sama kamu. Makanya waktu lampu mati itu, entah setan dari mana, ibu jadi pengin banget menciummu dan merangkulmu. Ibu sebenarnya jadi malu sekali. Ibu macam apa aku ini”.
“Mungkin, setannya ya Tomy ini Bu…, Saat ini setannya itu juga deg-degan kalau lihat ibu mertua kakakku. Ibu boleh percaya boleh tidak, kadang-kadang kalau saya lagi sama sendiri, malah bayangin tante lho. Bener-bener nih. Sumpah deh”.
“Kalau tante pernah bayangin saya nggak kalau lagi sama om”, aku semakin berani.
“aah nggak tahu ah…, udaah…, udaah…, nanti kalau keterusan kan nggak baik.
Hati-hati setirnya. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama tante. Pasti tante yang disalahin orang, Dikiranya yang tua niih yang ngebet”, katanya.
“Padahal dua-duanya ngebet lo tante. tante, maafin iwan deeh. iwan jadi pengiin banget sama tante lho…, Gimana niih, punya iwan sakit kejepit celana nihh”, aku makin berani.
Oooh aku jadi berdebar-debar sekali. Aku jadi nafsu banget. Aku minggir di tempat yang agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku juga sudah gelap, sehingga tidak takut ketahuan orang. Aku dan ibu mertuakakakku berangkulan, berciuman dengan lembut penuh kerinduan. Benar-benar, selama ini kami saling merindukan.
“eehhm…, iwan,ibu kangen banget ma kamu”, bisik ibu mertua kakakku.
“aku juga bu”, bisikku.
“iwan…, udah dulu iwan…, eehmm udah dulu”, napas kami memburu.
“Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertua kakakku.
“ibu penisku kejepit niih…, Sakit”, kataku.
“iich anak nakal”, Pahaku dicubitnya.
“Okey…, buka dulu ritsluitingnya”, katanya.
Cepat-cepat aku buka celanaku, aku turuni celana dalamku. Woo, langsung berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu m,ertua kakakku, aku tuntun untuk memegang penisku.
“Aduuh kamu. Gede banget pelirmu…, Biar ibu pegangin, Ayo jalan. Hati-hati setirnya”.
Aku masukkan persneling satu, dan mobil melaju pulang.
Penisku dipegangi ibu, jempolnya mengelus-elus kepala penisku dengan lembut. Aduuh, gelii… nikmat sekali. Mobil berjalan tenang, kami berdiam diri, tetapi tangan ibu terus memijat dan mengelus-elus penisku dengan lembut.
728X90
Sampai di rumah, aku turun membuka pintu, dan langsung masuk garasi. Garasi aku tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruang tamu. Kami duduk di sofa dan berpandangan dengan penuh kerinduan. Suasana begitu hening dan romantis, kami berpelukan lagi, berciuman lagi, makin menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Aku ciumi ibu mertuakakakku dengan penuh nafsu. Aku rogoh buah dadanya yang selalu aku bayangkan, aduuh benar-benar besar dan lembut.
“Buu, aku kangen banget buu…, aku kangen banget”.
“Aduuh iwan, ibu juga…, Peluklah ibu iwan, peluklah ibu” nafasnya semakin memburu. Matanya terpejam, aku ciumi matanya, pipinya, aku lumat bibirnya, dan lidahku aku masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget dan membuka matanya. Kemudian dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu.
“Eehhmm.., iwan, ibu belum pernah ciuman seperti ini…, Lagi iwan masukkan lidahmu ke mulut ibu”
Ibu mendorongku pelan, memandangku dengan mesra. Dirangkulnya lagi diriku dan berbisik.
”Bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini”.
Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Aku merasa tidak enak di tempat tidur aku.
“Bu kita pakai kamar tengah saja yaa”.
“Okey, Lebih bebas di kamar ini”, kata ibu mertuakakakku penuh pengertian.
“Aku remas pantatnya yang bahenol”.
“iich.., dasar anak nakal”, ibu mertuakakakku merengut manja.
Kami duduk di tempat tidur, sambil beciuman aku buka pakaian ibu mertuaku. Aku sungguh terpesona dengan kulit ibuku yang putih bersih dan mulus dengan buah dadanya yang besar menggantung indah. Ibu aku rebahkan di tempat tidur. Celana dalamnya aku pelorotkan dan aku pelorotkan dari kakinya yang indah. Sekali lagi aku kagum melihat vagina ibu mertuakakakku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting. Seperti aku membayangkan selama ini, vagina ibu mertua kk ku benar menonjol ke atas terganjal pantatnya yang besar. Aku tidak tahan lagi memandang keindahan ibu mertua kakakku telentang di depanku. Aku buka pakaianku dan penisku sudah benar-benar tegak sempurna. Ibu mertua kakakku memandangku dengan tanpa berkedip.
“Buu, aku kaangen banget buu…, aku kangen banget…, aku anak nakal buu..”, bisikku.
” …, ibu juga. sshh…, masukin …, masukin sekarang…, Ibu sudah pengiin banget …”, bisik ibu mertua kakakku tersengal-sengal.
Aku naik ke atas ibu mertua kakakku bertelakan pada siku dan lututku. Tangan kananku mengelus wajahnya, pipinya, hidungnya dan bibir ibu mertua kakakku.
Kami berpandangan. Berpandangan sangat mesra. Penisku dituntunnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir vaginanya, di clitorisnya. Tangan kirinya memegang pantatku, menekan turun sedikit dan melepaskan tekanannya memberi komando penisku. Kaki ibu mertua kakakku dikangkangnya lebar-lebar, dan aku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke vagina ibu mertua kakakku.
Kepala penisku mulai masuk, makin dalam, makin dalam dan akhirnya masuk semuanya sampai ke pangkalnya. Aku mulai turun naik dengan teratur, keluar masuk, keluar masuk dalam vagina yang basah dan licin. Aduuh enaak, enaak sekali.
“Masukkan separo saja . Keluar-masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali”.
Nafsu kami semakin menggelora. Aku semakin cepat, semakin memompa penisku ke vagina ibu mertua kakakku.
“Buu, aaku masuk semua, masuk semua buu”
“Iyaa , enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget” kami mendesis-desis, menggeliat-geliat, melenguh penuh kenikmatan.
Sementara itu kakinya yang tadi mengangkang sekarang dirapatkan. Aduuh, vaginanya tebal banget. Aku paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. Aku semakin ngotot menyetubuhi ibu mertua kakakku, mencoblos vagina ibu mertua kakakku yang licin, yang tebal, yang sempit. Bunyinya kecepak-kecepok membuat aku semakin bernafsu. Aduuh, aku sudah tidak tahan lagi.
“Buu aku mau keluaar buu…, Aduuh buu.., enaak bangeet”.
“ssh…, hiiya iwan, keluariin iwan iwan, keluarin”.
“Ibu juga mau muncaak, mau muncaak…, Teruss Kami berpagutan kuat-kuat. Napas kami terhenti.
“Biar di dalam dulu Ayo miring, kamu berat sekali. Kamu nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya”, katanya sambil memencet hidungku.
Kami miring, berhadapan, Ibu mertua kakakku memencet hidungku lagi,
“Dasar anak kurang ajar…, Berani sama ibu mertua kakak mu ya.., Masa ibunya dinaikin, Tapi …, ibu nikmat banget, ‘marem’ banget. Ibu belum pernah merasakan seperti ini”.
“Buu, aku juga buu. Mungkin karena curian ini ya buu, bukan miliknya…, Punya bapaknya kok dimakan. Ibu juga, punya anakya kok ya dimakan, diminum”, kataku menggodanya.
“Huush, dasar anak nakal.., Ayo dilepas .., Aduuh berantakan niih Spermamu pada tumpah di sprei, Keringatmu juga basahi tetek ibu niih”.
“Buu, malam ini ibu nggak usah pulang. Aku pengin dikelonin ibu malam ini. Aku pengin diteteki sampai pagi”, kataku.
“Ooh jangan cah bagus…, kalau dituruti Ibu juga penginnya begitu. Tapi tidak boleh begitu. Kalau ketahuan orang bisa geger dehhh…
“Tapi buu, aku rasanya emoh pisah sama ibu”.
“Hiyya, ibu tahu, tapi kita harus pakai otak dong. Toh, ibu tidak akan kabur.., justru kalau kita tidak hati-hati, semuanya akan bubar deh”.
728X90
Kami saling berpegangan tangan, berpandangan dengan mesra, berciuman lagi penuh kelembutan. Tiada kata-kata yang keluar, tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Kami saling mengasihi, antara ibu dan anak, antara seorang pria dan seorang wanita, kami tulus mengasihi satu sama lain. Malam itu kami mandi bersama, saling menyabuni, menggosok, meraba dan membelai. Penisku dicuci oleh ibu mertuaku, sampai tegak lagi.
“Sudaah, sudaah, jangan nekad saja. Ayo nanti keburu malam”.
Malam itu sungguh sangat berkesan dalam hidupku. Hari-hari selanjutnya berjalan normal seperti biasanya. Kami saling menjaga diri. Kami menumpahkan kerinduan kami hanya apabila benar-benar aman. Tetapi kami banyak kesempatan untuk sekedar berciuman dan membelai. Kadang-kadang dengan berpandangan mata saja kami sudah menyalurkan kerinduan kami. Kami semakin sabar, semakain dewasa dalam menjaga hubungan cinta-kasih kami

Kategori

Kategori